http://mustainronggolawe.wordpress.com/2012/05/03/budaya-islam-di-indonesia/
Penyebaran
Islam (1200 – 1600)
Agama
Islam muncul pada Abad ke-6 M kemudian masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M dan
mulai berkembang pada abad ke-13 M. Perkembangan Islam di Indonesia hampir di
seluruh Kepulauan Indonesia. Bertolak dari kenyataan tersebut, Islam banyak
menghasilkan peninggalan sejarah yang bercorak Islam di Indonesia yang sangat
beraneka ragam. Peninggalan-peninggalan itu antara lain sebagai berikut:
1. Tempat Ibadah
Dilihat
dari segi arsitekturnya, masjid-masjid di Indonesia kuno menampil- kan gaya
arsitektur asli Indonesia, yakni dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a.
Atapnya bertingkat/tumpang dan ada puncaknya (mustaka).
b.
Pondasinya kuat dan agak tinggi.
c. Ada
serambi di depan atau di samping.
d. Ada
kolam/parit di bagian depan atau samping.
Gaya
arsitektur bangunan yang mendapat pengaruh Islam ialah :
a.
Hiasan kaligrafi.
b.
Kubah.
c.
Bentuk masjid.
Sejak
masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia banyak masjid didirikan dan
termasuk masjid kuno, di antaranya masjid Demak, masjid Kudus, masjid Banten,
masjid Cirebon, masjid Ternate, masjid Angke, dan sebagainya.
a. Masjid Angke
Masjid
ini terletak di Jalan Tubagus Angke, Jakarta Barat yang dibangun pada abad
ke-18. Masjid ini beratap tumpang dua. Masjid Angke merupakan masjid tua yang
masih terlihat kekunoannya. Masjid ini memiliki gaya arsitektur dan hiasan yang
cantik, merupakan perpaduan antara gaya Jawa, Cina, Arab, dan Eropa. Masjid ini
dibangun pada tahun 1761. Pengaruh agama Islam menimbulkan tempat ibadah yang
namanya bermacam-macam. Tempat ibadah ukuran kecil disebut langgar, yang
berukuran sedang disebut masjid, dan yang ukuran besar disebut masjid agung
atau masjid jami. Masjid merupakan tempat peribadatan agama Islam (tempat orang
melakukan salat). Masjid juga berperan sebagai tempat penggemblengan jiwa dan
pribadi-pribadi Islam yang hidup di tengah-tengah masyarakat.
b. Masjid Demak
Masjid
Demak didirikan pada masa pemerintahan Raden Patah. Bangunan masjid terletak di
Kadilangu, Demak. Masjid ini beratap tumpang yang mirip dengan bentuk pura
Hindu. Masjid Demak didirikan dengan bantuan para wali (walisongo). Pembangunan
masjid dipimpin langsung oleh Sunan Kalijaga. Keunikan masjid ini terletak pada
salah satu tiang utamanya, yakni terbuat dari bahan pecahan-pecahan kayu yang
disebut tatal (soko tatal).
c. Masjid Kudus
Masjid Kudus didirikan oleh Sunan Kudus. Bentuk bangunan masjid ini memiliki ciri khusus. Bagian menaranya menyerupai candi Hindu.
d. Masjid Banten
Masjid
Banten didirikan pada abad ke-16. Bangunannya memiliki atap tumpang sebanyak
lima tingkat. Kemungkinan model bangunan seperti ini untuk menggambarkan
derajat yang dapat diraih seseorang dalam Islam. Menara masjid Banten dibangun
oleh arsitektur Belanda bernama Cardel. Itulah sebabnya, menara tersebut
bergaya Eropa menyerupai mercusuar.
e. Masjid Cirebon
Masjid
Cirebon didirikan pada abad ke-16 M, ketika Kerajaan Cirebon berkuasa. Bentuk
atap masjid Cirebon juga berupa atap tumpang, terdiri atas dua tingkat.
2. Keraton
Keraton
berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan sebagai tempat tinggal raja beserta
keluarganya. Pada zaman kekuasaan Islam, didirikan cukup banyak keraton sesuai
dengan perkembangan kerajaan Islam. Beberapa contoh keraton adalah sebagai
berikut
a. Keraton Cirebon
Keraton
Cirebon didirikan oleh Fatahillah atau Syarif Hidayatullah pada tahun 1636.
Letaknya di kota Cirebon, Jawa Barat.
b. Istana Raja Gowa
Istana
Raja Gowa terdapat di Sulawesi Selatan.
c. Istana Keraton Surakarta
Keraton
Surakarta terbentuk berdasarkan perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Keraton
Surakarta sebelumnya merupakan wilayah Kerajaan Mataram dengan rajanya Paku
Buwono III.
d. Keraton Yogyakarta
Semula
Keraton Yogyakarta merupakan wilayah Kerajaan Mataram, kemudian berdasarkan
perjanjian Giyanti pada tahun 1755 didirikan kerajaan Yogyakarta dengan rajanya
yang pertama Sultan Hamengkubuwono I.
e. Istana Mangkunegaran
Istana
Mangkunegaran merupakan bangunan kerajaan yang terbentuk berdasarkan perjanjian
Salatiga tahun 1757.
3. Batu Nisan
Batu
nisan berfungsi sebagai tanda kubur. Tanda kubur yang terbuat dari batu
bentuknya bermacam-macam. Pada bangunan batu nisan biasanya dihiasi ukir-ukiran
dan kaligrafi. Kebudayaan batu nisan diduga berasal dari Perancis dan Gujarat.
Di Indonesia, kebudayaan tersebut berakulturasi dengan kebudayaan setempat
(India).
Beberapa batu nisan peninggalan sejarah di Indonesia antara lain sebagai berikut:
a. Batu
Nisan Malik as-Saleh
Batu
nisan ini dibangun di atas makam Sultan Malik as-Saleh di Lhokseumawe, Aceh Utara.
Sultan Malik as-Saleh adalah raja pertama dari kerajaan Samudra Pasai.
b. Batu Nisan Ratu Nahrasiyah
Batu
nisan ini dibangun di atas makam ratu Samudra Pasai bernama Nahrasiyah. Ia
meninggal pada tahun 1428. Nisan itu dihiasi kaligrafi yang memuat kutipan
Surat Yasin dan Ayat Kursi.
c. Batu Nisan Fatimah binti Maimun
Batu
nisan ini dibuat sebagai tanda makam seorang wanita Islam yang bernama Fatimah
binti Maimun. Batu nisan ini terdapat di Leran, Gresik, Jawa Timur.
d. Batu Nisan Sultan Hasanuddin
Batu
nisan ini dibangun di atas makam raja Makasar. Makam Sultan Hasanuddin berada
dalam satu kompleks dengan pemakaman raja-raja Gowa dan Tallo. Pada
makam tersebut, dibuat cungkup berbentuk kijing. Cungkup itu terbuat dari batu
berbentuk prisma. Kemudian batu itu disusun berbentuk limas. Bangunan limas
terpasang dengan alas berbentuk kubus dan di dalamnya terdapat ruangan. Pada
ruangan inilah terdapat makam beserta batu nisan.
4. Kaligrafi
Pada
mulanya kaligrafi merupakan akulturasi antara budaya Hindu dengan budaya Islam.
Namun dalam perkem- bangannya, dengan makin kuatnya rasa keagamaan maka unsur
Hindu makin berkurang; sehingga wujudnya adalah orang yang sedang shalat atau
dalam wujud masjid yang menggunakan huruf Arab.
Kaligrafi
adalah seni menulis Arab yang indah tanpa tanda garis (harakat). Seni kaligrafi
yang bernafaskan Islam merupakan rangkaian dari ayat-ayat suci Al Quran.
Tulisan tersebut dirangkai
sedemikian
rupa sehingga membentuk gambar, misalnya binatang, daun- daunan, bunga atau
sulur, tokoh wayang dan sebagainya.
Contoh
kaligrafi antara lain sebagai berikut.
a. Kaligrafi pada batu nisan.
a. Kaligrafi pada batu nisan.
b.
Kaligrafi bentuk wayang dari Cirebon.
c.
Kaligrafi bentuk hiasan.
5. Seni Pahat
Seni
pahat seiring dengan kaligrafi. Seni pahat atau seni ukir berasal dari Jepara,
kota awal berkembangnya agama Islam di Jawa yang sangat terkenal. Di dinding
depan masjid Mantingan (Jepara) terdapat seni pahat yang sepintas lalu
merupakan pahatan tanaman yang dalam bahasa seninya disebut gaya arabesk,
tetapi jika diteliiti dengan saksama di dalamnya terdapat pahatan kera. Di
Cirebon malahan ada pahatan harimau. Dengan demikian, dapat dimengerti bahwa
seni pahat di kedua daerah tersebut (Jepara dan Cirebon), merupakan akulturasi
antara budaya Hindu dengan budaya Islam.
6. Seni Pertunjukan
Di
antara seni pertunjukan yang merupakan seni Islam adalah seni suara dan seni
tari. Seni suara merupakan seni pertunjukan yang berisi salawat Nabi dengan
iringan rebana. Dalam pergelarannya para peserta terdiri atas kaum pria duduk
di lantai dengan membawakan lagu-lagu berisi pujian untuk Nabi Muhammad Saw.
yang dibawakan secara lunak, namun iringan rebananya terasa dominan. Peserta
mengenakan pakaian model Indonesia yang sejalan dengan ajaran Islam, seperti
peci, baju tutup, dan sarung.
7. Tradisi atau Upacara
Tradisi
atau upacara yang merupakan peninggalan Islam di antaranya ialah Gerebeg
Maulud. Perayaan Gerebeg, dilihat dari tujuan dan waktunya merupakan budaya
Islam. Akan tetapi, adanya gunungan ( tumpeng besar) dan iring-iringan gamelan
menunjukkan budaya sebelumnya (Hindu Buddha). Kenduri Sultan tersebut
dikeramatkan oleh penduduk yang yakin bahwa berkahnya sangat besar, yang
menunjukkan bahwa animisme-dinamisme masih ada. Hal ini dikuatkan lagi dengan
adanya upacara pembersihan barang-barang pusaka keraton seperti senjata (tombak
dan keris) dan kereta. Upacara semacam ini masih kita dapatkan di bekas-bekas
kerajaan Islam, seperti di Keraton Cirebon dan Keraton Surakarta.
Di
keraton Surakarta upacara pembersihan barang-barang pusaka di kenal dengan
“jamasan pusaka” yang dilakukan pada malam 1 Muharam/Suro sehingga dikenal
Tradisi Sura. Acara jamasan pusaka kemudian dilanjutkan dengan upacara kirab,
salah satunya adalah upacara kirab pusaka, seperti Pusaka Kanjeng Kyai Slamet,
merupakan sebuah simbolisasi dari keinginan untuk mendapatkan keselamatan,
kesejahteraan, dan kebahagiaan hidup baik lahir maupun batin. Sebagai cucuk
lampah dalam acara kirab tersebut adalah kerbau bule keturunan Kanjeng Kyai
Slamet, salah satu klangenan peninggalan Sri Susuhunan Paku Buwono X dan 10
pusaka yang diperintahkan untuk dikirabkan pada pergantian tahun baru (malam 1
Sura). Konon menurut kepercayaan masyarakat Jawa, kerbau adalah salah satu
hewan yang dianggap memiliki tuah tersendiri sebagai tolak bala untuk mengusir
segala bencana.
8. Karya Sastra
Pengaruh
Islam dalam sastra Melayu tidak langsung dari Arab, tetapi melalui Persia dan
India yang dibawa oleh orang-orang Gujarat. Dengan demikian, sastra Islam yang
masuk ke Indonesia sudah mendapat pangaruh dari Persia dan India.
Meskipun
menurut sejarah, Persia dan India ditaklukkan oleh Islam, namun kebudayaan dari
kedua negara tersebut lebih besar pengaruhnya. Karya sastra masa Islam banyak
sekali macamnya, antara lain sebagai berikut:
a. Babad
ialah cerita berlatar belakang sejarah yang lebih banyak di bumbui dengan dongeng. Contohnya: Babad Tanah Jawi, Babad Demak, Babad Giyanti, dan sebagainya.
ialah cerita berlatar belakang sejarah yang lebih banyak di bumbui dengan dongeng. Contohnya: Babad Tanah Jawi, Babad Demak, Babad Giyanti, dan sebagainya.
1) Babad Tanah Jawi
Kitab
ini berisi silsilah raja-raja Jawa dimulai dari Nabi Adam sampai dengan Bathara
Guru. Bathara Guru bertakhta di Suralaya berputra lima orang di antaranya
adalah Bathara Wisnu yang kemudian turun ke dunia menjadi raja pertama di Pulau
Jawa dengan gelar Prabu Set. Jadi, Bathara Wisnulah yang menurunkan raja-raja
Jawa.
2) Babad Demak
Kitab
ini berisi tentang kisah berdirinya Kerajaan Demak yang dipelopori oleh Raden
Patah dan Wali Songo. Sebelum Kerajaan Demak berdiri, telah ada tanda-tanda
yaitu pindahnya sinar cahaya kekuasaan dari Majapahit ke Demak.
3) Babad Giyanti
Kitab
ini berisi tentang perjuangan Pangeran Mangkubumi di Surakarta sampai
dinobatkannya menjadi Sultan Hamengku Buwono I di Yogyakarta.
b.
Hikayat
ialah karya sastra yang berupa cerita atau dongeng yang dibuat sebagai sarana pelipur lara atau pembangkit semangat juang. Contoh, Hikayat Sri Rama, Hikayat Hang Tuah, Hikayat Amir Hamzah dan sebagainya.
ialah karya sastra yang berupa cerita atau dongeng yang dibuat sebagai sarana pelipur lara atau pembangkit semangat juang. Contoh, Hikayat Sri Rama, Hikayat Hang Tuah, Hikayat Amir Hamzah dan sebagainya.
1) Hikayat Sri Rama
Hikayat
ini merupakan saduran dari Kitab Ramayana. Isinya men- ceritakan tentang
riwayat Rama sejak lahir kemudian berperang melawan Rawana raja Alengka untuk
memperebutkan Shinta, istrinya. Dalam peperangan ini Rama dibantu oleh prajurit
kera yang dipimpin oleh Sugriwa. Dewi Shinta berhasil direbut dari tangan
Rawana dan segera dibawa ke Ayodya. Namun, Rama menyangsikan kesucian Shinta
yang telah lama berada di Alengka, sehingga ia dikucilkan di Pertapaan Walmiki.
Untuk membuktikan kesucian Shinta, Shinta ingin bunuh diri dengan cara membakar
diri (pati obong). Namun, karena Sinta benar-benar suci tidak tersentuh oleh
Rawana maka dewa melindunginya. Rama akhinya menerima kembali dan kemudian
diboyong ke Ayodya. (bandingkan dengan cerita Rama Shinta dalam Balet Ramayana
yang dipentaskan di Candi Prambanan setiap bulan Purnama).
2)
Hikayat Hang Tuah
Hang
Tuah, adalah orang yang bertuah. Tuah berarti bahagia dan selamat. Laksamana
berarti mempunyai tanda atau keutamaan. Dengan demikian, hikayat ini berisi
tentang kesetiaan dan keperwiraan seorang laksamana Kerajaan Malaka bernama
Hang Tuah bersama empat orang sahabatnya, yakni Hang Jebat, Hang Lekir, Hang
Lekiu, dan Hang Kesturi yang berhasil menjadi orang besar.
3)
Hikayat Amir Hamzah
Hikayat
ini berasal dari Timur Tengah setelah masuk ke Indonesia
(Jawa)
mendapat banyak tambahan dan disesuaikan dengan kebudayaan Jawa sehingga
dikenal dengan Serat Menak. Tokohnya adalah Amir Hamzah yang di masyarakat Jawa
disebut Wong Agung Menak atau Wong Agung Jayenglono. Inti ceritanya adalah
adanya peperangan antara Amir Hamzah dengan mertuanya yang masih kafir yakni
Raja Nursewan dari Kerajaan Madayin. Peperangan ini bisa terjadi akibat akal
licik dan fitnah dari Patih Bestak dari Kerajaan Madayin.
c. Syair
ialah puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat baris yang berakhir dengan bunyi yang sama. Contoh: Syair Abdul Muluk, Syair Ken Tambuhan, dan Gurindam Dua Belas.
ialah puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat baris yang berakhir dengan bunyi yang sama. Contoh: Syair Abdul Muluk, Syair Ken Tambuhan, dan Gurindam Dua Belas.
1) Syair Abdul Muluk
Syair
ini menceritakan tentang adanya Raja Abdul Muluk dari Kerajaan Barbari yang
mempunyai dua orang istri yakni Siti Rahmah dan Siti Rafiah. Sewaktu negerinya
diserang raja Hindustan, seluruh penghuni istana dapat ditawan, namun Siti
Rafiah berhasil meloloskan diri. Dengan perjuangan yang gigih, akhirnya Siti
Rafiah berhasil merebut kembali Kerajaan Barbari.
Syair
ini menceritakan tentang adanya percintaan antara Raden Inu Kertapati putra
mahkota kerajaan Kahuripan dengan Ken Tambuhan, (putri Jangung Pura) yang
dijumpai di hutan. Baginda permaisuri bermaksud untuk menikahkan Inu Kertapati
dengan putri Banjarkulon yang sepadan. Atas perintah permaisurinya, Ken
Tambuhan berhasil dibunuh dan mayatnya dihanyutkan ke sungai dengan rakit.
Mayat itu ditemukan oleh Inu Kertapati. Inu Kertapati sangat berduka cita atas
kematian Ken Tambuhan, ia membelanya dengan jalan bunuh diri.
3) Syair Gurindam Duabelas
Gurindam
bentuknya puisi yang aturannya sedikit lebih bebas daripada puisi. Gurindam Dua
Belas ditulis oleh Raja Ali Haji, isinya menceritakan tentang nasihat bagi
semua orang, agar menjadi orang yang dihormati dan disegani. Selain itu,
Gurindam Dua Belas juga berisi petunjuk bagaimana orang dapat mengekang diri
dari segala macam nafsu duniawi.
d. Suluk
adalah kitab-kitab yang berisi ajaran Tasawuf, sifatnya pantheistis, yaitu
manusia menyatu dengan Tuhan. Tasawuf juga sering dihubungkan dengan pengertian
suluk yang artinya perjalanan. Alasannya, para sufi sering mengembara dari satu
tempat ke tempat lain. Di Indonesia, suluk oleh para ahli tasawuf dipakai dalam
arti karangan prosa maupun puisi. Istilah suluk kadang-kadang dihubungkan
dengan tindakan zikir dan tirakat. Suluk yang terkenal, di antaranya:
1) Suluk Sukarsah
Isinya
menceritakan Ki Sukarsa yang mencari ilmu sejati untuk men- dapatkan
kesempurnaan. Dalam uraiannya, tampak banyak persamaan dengan cerita Dewa Ruci,
yaitu sewaktu Bima berguru kepada begawan Dorna (dalam cerita pewayangan “Bima
Mencari Air Suci).
2) Suluk Wijil
Isinya
mengenai wejangan-wejangan Sunan Bonang kepada Wijil. Wijil adalah seorang
kerdil bekas abdi
raja Majapahit.
raja Majapahit.
3) Suluk Malang Semirang
Isinya menceritakan
tentang orang yang telah mencapai kesempurnaan, lepas dari ikatan-ikatan
syari’ah dan berhasil menyatu dengan Tuhan (bandingkan dengan reinkarnasi dalam
ajaran Hindu).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar