MASYARAKAT
http://achmadsaugi.wordpress.com/2009/12/11/individu-keluarga-dan-masyarakat/
http://achmadsaugi.wordpress.com/2009/12/11/individu-keluarga-dan-masyarakat/
Masyarakat adalah suatu
kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat
istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya.
Tatanan kehidupan,
norma-norma yang mereka miliki itulah yang dapat menjadi dasar kehidupan sosial
dalam lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia yang
memiliki ciri-ciri kehidupan yang khas.
Menilik kenyataan di
lapangan,suatu kelompok masyarakat dapat berupa suatu suku bangsa. Bisa juga
berlatar belakang suku.Dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat,
dapat digolongkan menjadi masyarakat sederhana dan masyarakat maju (masyarakat
modern).
Masyarakat sederhana. Dalam lingkungan
masyarakat sederhana (primitif) pola pembagian kerja cenderung dibedakan
menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya
berpngkal tolak dari kelemahan dan
kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi
tantangan alam yang buaspada saat itu. Kaum pria melakukan pekerjaan yang
berat-berat seperti berburu, menangkap ikan di laut, menebang pohon, berladang
dan berternak. Sedangkan kaum wanita melakuakan pekerjaann yang ringan-ringan
seperti mengurus rumah tangga, menyusui dan mengasuh anak-anak ,merajut,
membuat pakaian, dan bercocok tanam.
Masyarakat Maju. Masyarakat maju memiliki
aneka ragam kelompok sosial, atau lebih dikenal dengan kelompok organisasi
kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan
tertentu yang akan dicapai.
Organisasi
kemasyarakatan tumbuh dan berkembang dalam lingkungan terbatas sampai pada
cakupan nasional, regional maupun internasional.
Dalam lingkungan
masyarakat maju, dapat dibedakan sebagai kelompok masyarakat non industri dan
masyarakat industri.
1) Masyarakat Non
Industri
Secara garis besar, kelompok nasional atau
organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan
yaitu :
a. Kelompok primer
Dalam kelompok primer,
interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab.
Kelompok primer ini juga disebut kelompok “face to face group”, sebab para
anggota sering berdialog bertatap muka. Sifat interaksi dalam kelompok primer
bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja dan tugas
pada kelompok menenerima serta menjalankannya tidak secara paksa, namun
berdasarkan kesadaran dan tanggung jawab para anggota secara sukarela.
Contoh-contohnya : keluarga, rukun tetangga,
kelompok agama, kelompok belajar dan lain-lain.
b. Kelompok sekunder
Antaran anggota
kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang
bersifat kekeluargaan. Oleh karena itu sifat interaksi, pembagian kerja,
antaranggota kelompok diatur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasiomnal dan
objektif.
Para anggota menerima
pembagian kerja/tugas berdasarkan kemampuan dan keahlian tertentu, disamping
itu dituntut pula dedikasi. Hal-hal tersebut dibutuhkan untuk mencapai target
dan tujuan tertentu yang telah di flot dalam program-program yang telah
sama-sama disepakati. Contohnya: partai politik, perhimpunan serikat
kerja/buruh, organisasi profesi dan sebagainya. Kelompok sekunder dapat dibagi dua yaitu :
kelompok resmi (formal group) dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti
perbedaan yang terjadi adalah kelompok tidak resmi tidak berststus resmi dan
tidak didukung oleh Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) seperti
lazim berlaku pada kelompok resmi.
2) Masyarakat
Industri
Durkheim mempergunakan
variasi pembagian kerja sebagi dasar untuk mengklarifikasikan masyarakat,
sesuai dengan taraf perkembangannya, tetapi ia lebih cenderung memergunakan dua
taraf klarifikasi, yaitu sederhana dan yang kompleks. Masyarakat yang berada di
antara keduanya daiabaikan (Soerjono Soekanto, 1982 :190).
Jika pembagian kerja
bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat bertambah tinggi.
Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara
kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi sejenis
juga menjadi cirri dari bagian/kelompok-kelompok masyarakat industri dan
diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara
mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
Laju pertumbuhan industri-industri
berakibat memisahkan pekerja dengan majikan menjadi lebih nyata dan timbul
konflik-konflik yang tak terhindarkan,
kaum pekerja membuat serikat-serikat kerja/serikat buruh yang diawali
perjuangan untuk memperbaiki kondisi kerja dan upah. Terlebih setelah kaum
industralis mengganti tenaga manusia dengan mesin.
Interaksi
Antara Individu, Keluarga Dan Masyarakat
Seorang individu barulah individu apabila pola
prilakunya yang khas dirinya diproyeksikan pada suatu lingkungan social yang
disebut masyarakat.
Gambaran mengenai relasi individu dengan lingkungan
sosialnya:
a) relasi individu dengan dirinya
b) relasi individu dengan keluarga
c) relasi individu denganlembaga
d) relasi individu dengan komunitas
e) relasi individu dengan masyarakat
f) relasi individu dengan nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar